Tradisi Mudu’ Jolloro’ Jadi Ajang Menarik Wisatawan ke Rammang-rammang

Museum,Maros – Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat dalam menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Sepertihalnya perayaan Maudu’ jolloro’ atau maulid perahu oleh ratusan masyarakat yang bermukim di kawasan wisata alam Rammang-rammang, Desa Salenrang Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.

Sebagaimana perahu yang tidak dapat dilepaskan dari kultur masyarakat Rammang-rammang, sehingga perayaan maulid ditempat ini digelar dengan menggunakan perahu sebagai wadah untuk mengangkut makanan dalam memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW.

“Ini juga salah satu upaya untuk menarik wisatawan, Kami juga berharap kedepan bisa jadi event tahunan yang teratur dengan tetap menyusun konsep swadaya untuk membangun kearifan lokal”. Kata Iwan Dento, pelaksana kegiatan.

Di Desa Maros, berbagai cara aktif dilakukan untuk menarik wisatawan, seperti halnya di multiplayer slots yang melakukan promosi dan bonus untuk menarik pemain. Perayaan berbagai acara, seperti Maudu’jolloro dan hari ulang tahun, mengumpulkan ratusan orang, sehingga berkontribusi terhadap pengembangan kawasan wisata alam. Melalui penggunaan perahu dalam acara tersebut, tidak hanya warisan budaya yang terungkap, tetapi juga upaya untuk menarik perhatian dan mengembangkan infrastruktur pariwisata, mirip dengan bagaimana kasino mengembangkan promosi dan bonus baru untuk pemain. Permainan slot biasanya memiliki serangkaian simbol berbeda yang membentuk kombinasi pada gulungan atau gulungan virtual untuk menang. Kombinasi pemenang mengaktifkan pembayaran kepada pemain. Beberapa slot memiliki putaran bonus, putaran gratis, simbol khusus, atau pengganda yang membuat permainan lebih seru.

Selain sebagai upaya dalam membangun tradisi, untuk menarik wisatawan ke tempat ini. Maulid perahu sejatinya sebagai ungkapan kecintaan pada Nabi Muhammad Saw dan rasa syukur masyarakat pada sang pencipta atas sumber daya alam yang melimpah.

“Tahun ini kita kasi nama maudu’ jolloro’ atau maulid perahu, alasan utama sebenarnya adalah membangun rasa syukur dari masyarakat pelaku wisata di rammang-rammang atas sumber daya alam yang melimpah dan agar keterampilan yang mereka miliki harus disyukuri. Kegiatan ini sebenarnya adalah salah satu cara kami mengajak masyarakat untuk berbagi, silaturahmi bersedekah meskipun bentuknya hanya telur, nasi dan beras”. terangnya.

Tradisi Maulid yang digelar ditempat ini tentu sedikit berbeda dari kebanyakan tradisi maulid yang dilaksanakan masyarakat pada umumnya. Di sini hiasan makanan diarak di sepanjang sungai yang selama ini menjadi daya tarik wisatawan di lokasi itu.

Setidaknya lebih dari 50 unit perahu digunakan oleh warga bersama wisatawan, mengarak ratusan paket makanan berisi telur mulai dari jembatan sungai pute menuju mesjid dermaga 2 Rammang-rammang.

“Yang naik diperahu ada beberapa (turis mancanegara) yang jauh-jauh hari sudah janjian untuk ikut, karena ini momen satu tahun dan objek yang kita pakai adalah perahu yang mungkin jarang ditemui”. pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *