Arsip Tag: Badik

Museum Maros Tampilkan Berbagai Macam Koleksi Museum Melalui Pameran Temporer

Museum Daerah Maros – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Maros, menggelar pameran Museum temporer yang dilaksakanan dikawasan pusat perbelanjaan di Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, pada sabtu siang,(10/04/21)

Pameran temporer ini menampilkan berbagai macam koleksi dari Museum Daerah Maros seperti koleksi arkeologi berupa cangkang molusca, fragmen gerabah dan artefak batu.

Selain itu ada pula koleksi keramologi berupa peralatan rumah tangga masa lampau, serta koleksi etnografi berupa koleksi badik tua.

Kegiatan ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung mall, pasalnya ada banyak dari pengunjung yang antusias melihat langsung berbagai macam koleksi milik Museum daerah tersebut.

Kepala Bidang Museum Andi Yuliana mengatakan kegiatan Pameran temporer ini bertujuan sebagai sarana edukasi ke masyakat sekaligus memperkenalkan jika Maros memiliki Museum daerah dengan berbagai macam koleksi peninggalan masa lampau.

” Sengaja kita pilih mall untuk kegiatan ini, tujuannya untuk memperkenalkan ke khalayak ramai jika Maros memiliki Museum daerah sendiri dengan berbagai koleksi peninggalan masa lampau. ” Sebutnya.

Kegiatan pameran temporer ini akan dilaksanakan selama dua hari, diharapkan setelah terlaksananya pameran ini antusias masyarakat untuk berkunjung ke Museum semakin tinggi.

“Besar harapan kami setelah terselenggaranya pameran ini kedepannya antusiasme masyarakat semakin tinggi untuk berkunjung ke Museum mempelajari masa lampau daerahnya. ” Harapnya.

Selain pameran teknologi spektakuler, Disbudpar Maros juga mengger lomba cerita rakyat dan pengumuman pemenang lomba penulisan sejarah lokal.

Disbudpar Maros Gelar Sosialisasi Museum ke Desa – Desa

Museum Daerah Maros – Bidang Kebudayaan Disbudpar Maros, melakukan sosialisasi museum ke 14 Desa yang tersebar di wilayah Kabupaten Maros, Sulawesi selatan.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan museum kepada masyarakat desa dan membangun sinergitas antara Pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan.

Rabu pagi (07/04/21) Tim Museum Disbudpar Maros kembali melakukan sosialisasi museum kali ini di rumah adat kakaraengan balla lompoa yang diikuti puluhan masyarakat tentunya dengan penerapan protokol kesehatan covid-19.

Kepala Bidang Kebudayaan Andi Yuliana mengatakan sosialisasi museum ini dilakukan untuk melestarikan kebudayaan dan membangun sinergitas dengan masyarakat.

” Beberapa hari ini kita melakukan sosialisasi museum ke desa – desa yang ada di maros, dan pagi ini tim melakukan sosialisasi di rumah balla lompoa kakaraengan, tujuan dari kegiatan ini untuk memperkenalkan museum kepada masyarakat desa dan membangun sinergitas antara Pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan.” Jelasnya.

Saat ini tim museum Disbudpar Maros telah mengunjungi 6 desa dalam kegiatan sosialisasi tersebut, dengan target kunjungan yaitu 14 desa.

” ini sudah lebih dari 6 desa yang kami kunjungi untuk mensosialisasikan museum daerah maros, kita membawa beberapa pemateri mereka mempresentasikan museum sebagai sarana pendidikan mengenai budaya masa lampau.” Ucap Kabid Kebudayaan Disbudpar Maros

Diharapkan melalui sosialisasi museum ini kedepannya jumlah kunjungan ke museum daerah dapat meningkat.

” Kita berharap setelah kegiatan ini jumlah pengunjung ke museum bisa meningkat.” Tambah Yuliana

Pameran Badik Ratusan Tahun di Maros

Museum Maros – Ratusan bilah badik pusaka dari berbagai jenis dipamerkan dalam ajang pameran bilah pusaka dan konservasi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Badik dan keris yang telah berumur ratusan tahun itu merupakan koleksi dari berbagai komunitas, mulai dari jenis badik Taeng, Luwu, Gecong, Raja, Cindakko, Dedde Baru dan Sele dikumpul jadi satu.

Pameran ini digelar di objek wisata Rammang-Rammang, Maros, Sulawesi Selatan. Ratusan badik yang dipamerkan itu berasal dari berbagai komunitas.

Berbeda dari tahun sebelumnya, kegiatan budaya ini, ikut mengusung isu konservasi alam sebagai upaya menyatukan unsur budaya dengan lingkungan hidup sebagai satu kesatuan.

“Budaya dan alam menurut kami satu kesatuan dan menjadi satu identitas. Olehnya kegiatan tahun ini kami sengaja mengusung isu konservasi di dalamnya,” kata ketua Lembaga Badik Celebes Maros, Muhammad Hatta

Selain pameran pusaka, kegiatan yang digelar selama empat hari ini, juga menghadirkan berbagai kegiatan budaya lainnya, mulai dari kirab budaya, pentas seni hingga seminar kebudayaan dan arkeologi.

Sumber : Detiknews. Com

Badik Bugis -Makassar

Badik yang merupakan identitas budaya suku bangsa melayu dan tersebar di seluruh Indonesia, termasuk di daerah Sulawesi Selatan. Badik merupakan senjata tradisional suku Bugis-Makassar. Selain itu, mereka percaya bahwa vadik dapqt mendatangkan kewibawaan dan penolong dalam situasi yg mendesak. Oleh karenanya, fungsinya bukan hanya sekedar senjata tajam, melainkan memiliki makna tersendiri bagi masyarakat suku Bugis-Makassar yang mempercayainya.

Panre Bassi adalah sebutan untuk orang berprofesi sebagai pandai besi di Bugis-Makassar. Badik atau Kawali umumnya dibuat oleh Panrita Bessi(semacam ahli besi) yang dalam proses pembuatannya diawali dengan pencariab bahan baku, lalu dilakukan pengisian magis melalui sejumlah proses ritual ketika membuat senjata tradisional tersebut.

Writing a history essay in English requires choosing the right topic and having experience in it, so many students hire essay writers here papertyper.net to get a high grade in college. This applies not only to the subject of history, but also to others.