Arsip Tag: Pemkab Maros

Tradisi Mudu’ Jolloro’ Jadi Ajang Menarik Wisatawan ke Rammang-rammang

Museum,Maros – Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat dalam menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Sepertihalnya perayaan Maudu’ jolloro’ atau maulid perahu oleh ratusan masyarakat yang bermukim di kawasan wisata alam Rammang-rammang, Desa Salenrang Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.

Sebagaimana perahu yang tidak dapat dilepaskan dari kultur masyarakat Rammang-rammang, sehingga perayaan maulid ditempat ini digelar dengan menggunakan perahu sebagai wadah untuk mengangkut makanan dalam memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW.

“Ini juga salah satu upaya untuk menarik wisatawan, Kami juga berharap kedepan bisa jadi event tahunan yang teratur dengan tetap menyusun konsep swadaya untuk membangun kearifan lokal”. Kata Iwan Dento, pelaksana kegiatan.

Selain sebagai upaya dalam membangun tradisi, untuk menarik wisatawan ke tempat ini. Maulid perahu sejatinya sebagai ungkapan kecintaan pada Nabi Muhammad Saw dan rasa syukur masyarakat pada sang pencipta atas sumber daya alam yang melimpah.

“Tahun ini kita kasi nama maudu’ jolloro’ atau maulid perahu, alasan utama sebenarnya adalah membangun rasa syukur dari masyarakat pelaku wisata di rammang-rammang atas sumber daya alam yang melimpah dan agar keterampilan yang mereka miliki harus disyukuri. Kegiatan ini sebenarnya adalah salah satu cara kami mengajak masyarakat untuk berbagi, silaturahmi bersedekah meskipun bentuknya hanya telur, nasi dan beras”. terangnya.

Tradisi Maulid yang digelar ditempat ini tentu sedikit berbeda dari kebanyakan tradisi maulid yang dilaksanakan masyarakat pada umumnya. Di sini hiasan makanan diarak di sepanjang sungai yang selama ini menjadi daya tarik wisatawan di lokasi itu.

Setidaknya lebih dari 50 unit perahu digunakan oleh warga bersama wisatawan, mengarak ratusan paket makanan berisi telur mulai dari jembatan sungai pute menuju mesjid dermaga 2 Rammang-rammang.

“Yang naik diperahu ada beberapa (turis mancanegara) yang jauh-jauh hari sudah janjian untuk ikut, karena ini momen satu tahun dan objek yang kita pakai adalah perahu yang mungkin jarang ditemui”. pungkasnya.

Mappadendang, Sebuah Tradisi Ungkapan Syukur Masyarakat Usai Panen

Museum,Maros – Mappadendang atau pesta panen, menjadi salah satu tradisi warisan leluhur masyarakat di tanah Bugis-makassar, sebagai ungkapan rasa syukur pada sang pencipta atas hasil panen (padi) yang melimpah.

Tradisi yang juga dikenal dengan sebutan A’dengka ase lolo (bahasa Makassar) atau Mannampu ase lolo (bahasa Bugis) ini, masih terus terjaga dan dilestarikan hingga kini oleh masyarakat di Sulawesi selatan.

Sepertihalnya tradisi Mappadendang yang digelar oleh ratusan warga di Dusun Baniaga, Kecamatan Turikale Kabupaten Maros ini.

Mappadendang atau pesta panen diselenggarakan setiap tahunnya, setelah panen padi atau setelah 10 hari perayaan Idul fitri selama 3 hari berturut-turut.

“Itu pesta panen dilaksanakan setelah panen setelah 10 hari idul fitri, itu dilaksanakan setiap tahun. Ini untuk mensyukuri nikmat Allah kita habis panen”. kata H. Akim Bando, selaku toko adat setempat.

Ditempat ini, ratusan masyarakat seringkali hadir untuk menyaksikan keseruan berbagai rangkaian upacara adat Mappadendang.

Sebelum acara dilangsungkan, para peserta baik perempuan maupun laki-laki terlebih dahulu mengenakan baju adat, untuk memulai rangkaian ritual yang disebut Mannampu ase lolo (bugis) atau A’dengka ase lolo (Makassar) yang dapat diartikan dengan menumbuk padi muda.

Dengan kepiawaian para peserta menumbuk (menggunakan Alu terbuat dari kayu panjang) lesung berisi padi muda, sehingga menimbulkan bunyi-bunyian merdu yang berirama. Sesekali sorak-sorai penontonpun turut andil dalam memberi semangat.

Pada prosesnya, padi muda yang dituangkan kedalam lesung sebelumnya diolah oleh peserta lain dengan cara di sangrai sampai matang. Kemudian dituangkan kedalam lesung sebagai proses pemisahan kulit dengan isinya, lalu dibersihkan untuk proses lanjutan.

Tokoh adat setempat H. Akim Bando menerangkan, baik bahan dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini, Semuanya dikumpulkan oleh masyarakat secara sukarela. Seperti halnya hasil panen padi yang dibawah oleh masing-masing masyarakat untuk dikelolah bersama.

“Persiapan kita sampaikan ke masyarakat, kita mau laksanakan mappadendang. Jadi semua masyarakat dilingkungan baniaga ini membawa beras, ada membawa kelapa, gula dan semua perlengkapan yang akan digunakan. Jadi tinggal ketua adat menerima di rumah”. terangnya.

Lebih lanjut iya menjelaskan, setelah proses penumbukan padi muda selesai. Seluruh bahan-bahan yang telah disediakan kemudian dicampur kedalam dua adonan dengan dua rasa yang berbeda.

Untuk rasa manis, padi muda yang telah diolah dicampur menggunakan kelapa dan gula merah. Sedangkan untuk varian rasa gurih dicampur menggunakan garam dan kelapa.

Pada proses penyajiannyapun, hasil olahan ini dinikmati secara bersama-sama. bahkan sebagaian dibagikan pada warga sekitar maupun penonton yang hadir pada acara pesta panen ini.

“Biar perasaan nyaman, kita makan ramai-ramai, perasaan syukur kepada Allah yang telah melimpahkan resikinya pada kita”. pungkasnya.

Menjejak Sejarah Tanah Maros Melalui Museum Daerah

Museum,Maros- Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan dikenal dengan daerah dengan beragam wisata terutama wisata sejarah.

Untuk melestarikan sejarah, Pemerintah Kabupaten Maros mendirikan sebuah museum yang menampilkan sejarah Maros dan sejumlah peninggalan purbakala.

Kepala Bidang Kesenian Dinas Pendidikan dan Lebudayaan Andi Ida Menjelaskan Museum Daerah Kabupaten Maros merupakan museum khusus yang dibangun dengan tujuan sebagai wadah untuk peningkatan pengetahuan dan kualitas pendidikan dengan penyeberan pengetahuan, aktifitas pembelajaran dan rekreasi.

“Ini merupakan museum khusus yang dibangun dengan tujuan sebagai wadah untuk peningkatan pengetahuan dan kualitas pendidikan dengan penyeberan pengetahuan, aktifitas pembelajaran dan rekreasi”,Jelasnya.

Museum daerah maros ini juga dilengkapi dengan penangkaran sebagai media observasi dan pelatihan penangkaran, museum ini mulai didirikan pada 1993 dan terletak di dalam Taman Wisata Bantimurung.

“Alfred Russel Wallace pernah tinggal di Kawasan Bantimurung pada 1856-1857, untuk menikmati pemandangan Bantimurung dan meneliti berbagai jenis kupu-kupu. Koleksi yang terdapat di museum ini berupa ratusan kupu-kupu yang sudah diawetkan dan sebagian besar ditemukan di wilayah Sulawesi Selatan”,Ucapnya.

Museum Daerah Kabupaten Maros berada di bawah kepemilikan Pemerintah Kabupaten Maros serta dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros.

Bupati Maros Luncurkan Kalender Kegiatan Pariwisata 2022, Beberapa Kegiatan Ada di Museum Daerah

Museum,Maros — Pemerintah Kabupaten Maros (Pemkab) meluncurkan top 44 calendar of event pariwisata 2022.

Kegiatan ini dibuka dengan talkshow calendar launching of event di area CFD Jl Asoka, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, pada Minggu pagi, (27/02/22).

Hadir Bupati Maros, Chaidir Syam, Wakil Bupati Maros Suhartina Bohari, Ketua DPRD Maros, Andi Pattarai Amir serta seluruh tamu undangan.

Bupati Maros, Chaidir Syam mengatakan, peluncuran kalender event ini bertujuan untuk membangkitkan kembali ekonomi masyarakat melalui event maros 2022.

“Alhamdulillah kita baru saja meluncurkan kalender event untuk agenda pariwisata Maros, kita berharap event ini nantinya bisa membangkitkan kembali ekonomi masyarakat kita,” katanya.

Peluncuran Calendar of Event adalah salah satu upaya memulihkan ekonomi disektor pariwisata, mengingat pandemi Covid-19 cukup memukul sektor pariwisata.

“Ini komitmen kita bersama dalam rangka pemulihan meningkatkan ekonomi, memang dunia rekreasi pariwisata harus dihidupkan kembali khususnya di Maros,” katanya.

Ia pun berharap kerja sama dari seluruh stakeholder terkait dalam memajukan sektor pariwisata Maros.

Dengan adanya jadwal kegiatan pariwisata Kabupaten Maros di tahun 2022, wisatawan menjadi lebih tertarik berwisata ke Maros. Selain program kegiatan, para wisatawan juga dipersilakan untuk berkenalan dengan industri game Slotogate.

Berdasarkan panduan UNWTO, negara-negara yang selama ini menggantungkan pendapatan melalui sektor pariwisata harus mulai mengembangkan visi pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism).

Hal ini penting karena destinasi wisata yang mengembangkan visi ini dianggap mampu terus berlanjut meskipun ada tantangan, tak terkecuali di saat pandemi.

Pariwisata berkelanjutan didefinisikan sebagai pariwisata yang memperhitungkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan, dan masyarakat setempat.

Pemerintah Daerah Kabupaten Maros, dan Politeknik Pariwisata Makassar siap bekerjasama pada pengembangan pembangunan Kepariwisataan di Kabupaten Maros.

Kesiapan ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemkab Maros melalui Bupati, H.AS Chaidir Syam, SIP,MM dengan Direktur Politeknik Pariwisata (POLTEKPAR) Makassar, Drs Muhammad Arifin, MPd. Penandatanganan kerjasama bertempat di Ruang meeting Hotel Teras Kita Makassar , Jumat (21/5/2021).

Dalam Nota Kesepahaman memuat tujuan kerjasama, yakni mengembangkan dan memperkuat jaringan kerjasama antara Pemkab Maros, melalui jajarannya dimulai dari tingkat Pemerintahan Desa dengan Akademisi, Swasta dan Masyarakat serta Pelaku Budaya dan Pariwisata.

Kemudian mendorong terciptanya sinergi antara Pemkab Maros dengan Poltekpar Makassar, serta meningkatkan pengembangan pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Maros.

Ruang lingkup kegiatan pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Maros meliputi pengembangan SDM di sektor pariwisata, dan perencanaan pengembangan dan pembangunan destinasi, pemasaran, industri dan kelembagaan kepariwisataan di Kabupaten Maros.

Bupati Maros, AS Chaidir Syam mengatakan, Sangat mengapresiasi yang besar terhadap Titik awal Kerjasama ini dan berharap hal ini bisa dilanjutkan secara simultan terlebih saat ini kawasan Geopark Maros Pangkep diusulkan menjadi bagian dari UNESCO Global geopark.

“Kami sangat antusias dengan adanya MOu ini terlebih saat ini Maros merupakan salah satu dari satu kabupaten yang diusulkan menjadi world Heritage Unesco sehingga pengembangan sector pariwisata mutlak dilakukan terutama dengan perlunya peningkatan SDM , Kami berharap dengan Kerjasama dengan POLTEKPAR Makassar bisa mendorong perepatan pengembangan destinasi wisata terutama dalam hal penyiapan SDM dimulai dari tingkat desa , sehinggga perubahan mindset dan perilaku masyarakat terkait sector pariwisata bisa lebih baik lagi,” ungkapnya.

Senada dengan Bupati Maros Direktur PolTekPar Makassar, Drs Muhammad Arifin, MPd sangat menyambut Mou ini dan berharap Politeknik POLTEKPAR Makassar bisa memberi kontribusi dalam hal pengembangan Sektor Wisata di Kabupaten Maros.

“Ini adalah salah satu Langkah positif dalam hal pengembangan destinasi wisata terutama dalam hal mengembangkan desa wisata dimana semua elemen dilibatkan dalam hal pengembangan, hak ini juga bisa lebih efektif karena system yang digunakan adalah buttom up d jadi para pelaku pariwisata dan masyarakat lebih berperan aktif dalam pengembangannya , sis akita menyiapkan SDM yang lebih baik melalui pelatihan dan sosialisasi langsung,“ ungkapnya.

Dalam acara ini Turut Hadir, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Maros, Kadis Pemdes, Kepala Desa Nisombalia, Kepala Desa Bontolempangang dan beberapa stakeholder terkait. (*)